Bab I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris,sehingga memiliki kekayaan di bidang pertanian yang sangat besar, karena beragamnya tanaman pertanian yang dapat hidup di negeri ini. Hal ini menyebabkan melimpahnya hasil panen pertanian yang perlu untuk di berdayakan. Karena banyak hasil pertanian yang terbuang secara sia-sia ataupun banyak yang di exsport ke negara yang lebih maju, karena kurangnya pengetahuan tentang tata cara pengolahanya. Sehingga hasil panen tersebut dapat di optimalkan menjadi sebuah produk yang memiliki keunggulan dan mampu memenuhi tuntutan publik sebagai bahan pangan yang layak untuk di konsumsi. Di abad teknologi sekarang ini, teknologi hasil pertanian merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat penting bahkan sangat berpengaruh dalam kehidupan. Ilmu ini sangat penting bagi pengadaan proses-proses produksi pertanian, sadar atau tidak setiap hari kita pasti mengkonsumsi produk olahan hasil dari teknologi hasil pertanian. Dengan kemajuan teknologi, segala hal bisa menjadi mudah termasuk dalam proses pengolahan hasil pertanian. Di dalam THP selain mempelajari hasil olah teknologi pangan, juga mempelajari tentang alat dan mesin pengolahannya. Pada mulanya ilmu tentang alat dan mesin-mesin THP ini hanya mencakup ruang lingkup yang sangat sempit, tetapi kemudian berkembang dengan pesat, sehingga pada akhirnya dijadikan sebagai salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi, khususnya di fakultas pertanian. Alat dan mesin-mesin THP ini merupakan sarana pendukung dalam pelaksanaan proses pengolahan hasil pertanian, yang meliputi: bagian-bagian utama mesin berikut fungsi dari bagian utamanya, mekanisme bekerjanya alat, cara pengoperasiannya, cara-cara pengaturan alat sesuai persyaratan yang ditetapkan, cara perbaikan, dan inovasi (termasuk rekayasa) dan penampilan teknis mesin-mesin THP.
Adapun pembinaan kepada mahasiswa dilakukan dengan cara mengenalkan, kemudian diarahkan dan diberi pembinaan secara intensif dalam hal ketepatan menggunakan alat dan mesin-mesin THP, terutama banyaknya proses pengolahan yang dibutuhkan sebagai upaya pendukung pemakaian alat dan mesin tersebut. Secara akademis mata kuliah alat dan mesin THP menuntut setiap mahasiswa untuk berperan serta mengambil, mempelajari, dan mendalami teknologi alat dan mesin ini. Binaan bidang ilmu ini pada akhirnya dilakukan melalui praktikum, program ini dilaksanakan dengan menerapkan kemampuan akademis mata kuliah alat dan mesin THP. Sehingga mahasiswa tergerak secara konstruktif oleh motivasi mengembangkan pengetahuan lebih daripada pendalaman yang dipelajari tersebut. Secara akademis mata kuliah alat dan mesin THP merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian, khususnya mahasiswa program D3 Fakultas Pertanian. Oleh karena itu, berkenaan dengan upaya pelaksanaan praktikum ini, diadakanlah beberapa acara dalam praktikum ini. Tujuan uama dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengenal, mengetahui, dan paling tidak dapat mengoperasikan bermacam-macam alat dan mesin pengolahan hasil pertanian yang dipraktikumkan. Adapun acara praktikum yang telah dilaksanakan meliputi: distilasi, perajangan, pengeringan, penepungan, goreng sangan, sortasi, penggilingan daging, oven dan pengadukan, pemarutan, press, penggorengan secara vakum, pengemasan, dan pemisahan cairan (rotary evaporating). Ketiga belas acara praktikum yang telah dilaksanakan tersebut merupakan rangkaian acara yang bersangkutan dengan alat dan mesin THP. Berdasarkan dengan hal itu, saya selaku anggota kelompok XXX akan sedikit memberikan tinjauan pustaka yang digunakan untuk acuan dalam pelaksanaan praktikum.
Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
mengenal macam-macam alat dan mesin pengolahan hasil pertanian.
mengetahui konstruksi dasar alat/mesin pengolahan hasil pertanian, bagian-bagian utamanya, serta fungsi dari masing-masing bagian tersebut.
mengetahui mekanisme kerja alat/mesin tersebut.
mengetahui cara-cara pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan alat sesuai dengan yang dikehendaki/disyaratkan.
mengetahui penampilan teknis mesin, antara lain:
kebutuhan bahan bakar (tenaga)
lama pemrosesan
randement
kapasitas alat/mesin
kualitas hasil percobaan (data visual)
tingkat/derajat kebersihan produk
Waktu dan Tempat Praktikum
Bab II
ACARA PRAKTIKUM
Distilasi (distilation)
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Keterangan: a. Alat pemanas : memanaskan bahan
b. gelas ukur : tempat produk
c. pipa penghubung : menghubungkan tabung distilat dengan kondensor
d. kondensor : mendinginkan bahan yang telah dipanasi
e. penampung air : menampung air dari kondensor
f. penampung distilat: menampung hasil distilasi
Prinsip Kerja
Memisahkan air dengan minyak menggunakan prinsip perbedaan titik didih bahan (larutan).
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Produk dimasukkan ke dalam tabung yang berisi pelarut (biasanya air), kemudian pelarut dididihkan sehingga zat yang terkandung dalam produk larut ke dalam pelarut yang mendidih. Campuran pelarut dan zat distilan menguap melalui pipa pendingin dan akhirnya hasil distilat berupa minyak ditampung dalam tabung penampung distilat.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Jahe tlah di bersihkan,kemudian di timbang dan di masukan ke dalam tabung distilasi (steamer)
2.mengukur besarnya alkohol yang di perlukan.
3.Kompor pemanas di hidupkan dan di atur besarnya api pemanas
4.Menjelang mendidih ,pompa pendingin distilasi di aktifkan.
5.Gelas ukur di pasang,untuk menampunguap dan produk hasil distilasi.
6.Di catat dan di amati kejadian-kejadian yang terjadi selama proses distilasi,setiap 0,5 jam, proses distilasi berakhir apabila tidak terjadi penambahan produk distilan.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Perajangan (slicing)
Tinjauan Pustaka
Perajangan (slicing) adalah proses pengecilan ukuran bahan dengan menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang lebih kecil dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang bahan yang dipotong. Tujuan utama dari perajangan yaitu untuk memperkecil ukuran bahan sehingga dapat mempercepat proses pengeringan karena permukaan yang diperbesar dan pada akhirnya penurunan kadar air lebih cepat selama masa pengeringan. Walaupun pada dasarnya mengiris, merajang, atau memotongadalah sama, tetapi perajangan yang dilakukan baik di atas landasan maupun tidak, biasanya menggunakan pisau atau alat-alat lain yang sesuai dengan keperluannya. Perajangan juga dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan beragam. Pada dasarnya dalam perajangan diperlukan pisau pengiris yang tipis dan tajam, arah perajangannya dapat ke segala arah, ukuran lebar irisan relatif besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada umumnya produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta beragam (Darji, 1986).
Mesin perajang dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan dua permukaan irisan. Untuk kebutuhan pemakaiannya baisanya akan disesuaikan dengan keperluan pangan maupun keperluan lain, dimana dilakukan dengan alat/mesin perajang yang menggunakan pisau pada landasan. Masing-masing mesin perajang akan memberikan hasil irisan yang berbeda. Mesin perajang dengan satu jenis pisau akan memberikan hasil irisan yang mempunyai dua permukaan irisan. Mesin perajang yang menggunakan dua jenis pisau akan menghasilkan irisan dengan empat permukaan irisan, mesin dengan tiga jenis pisau akan menghasilkan irisan dengan enam permukaan irisan dan dapat beebentuk kubus. Ketiga jenis mesin tersebut banyak digunakan di industri-industri makanan, saperti kerupuk singkong, potato chips, dan beberapa jenis makanan yang berbentuk kubus (Pearson, 1990).
Mesin perajang dengan pisau bergerak, baik yang bergerak secara horisontal maupun vertikal, bahan yang akan dirajang didorong dengan arah tegak lurus atau membuat sudut tertentu terhadap bidang lintasan pisau. Akan tetapi, pada mesin yang pisaunya diam, bahan yang dirajang akan mendapat dua doronan yang arahnya tegak lurus terhadap bidang rajangan dan sejajar bidang rajangan (anonim, 2002).
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Keterangan: a. Pisau disk : memotong produk
b. tempat produk : tempat meletakkan produk yang akan dirajang
c. tuas penekan : menekan produk agar tetap mendekati pisau perajang.
Prinsip Kerja
Produk diiris/dipotong dengan pisau disk.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Tuas ditarik ke belakang dan produk diletakkan pada tempat produk, kemudian produk ditekan agar produk tidak lepas. Bersamaan dengan itu mesin dihidupkan sehingga produk dapat terpotong.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Alat/mesin slicer di siapkan ,di bersihkan.
2.Atur (stel) posisi blade (pisau pengiris).
3.Produk di timbang
4.Motor listrik di aktifkan.
5.Masukan produk dalam hopper (perajangan)
6.Tekan produk perlahan dengan hand feeding.
7.Timbang produk rajkangan.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Pengeringan (drying)
Tinjauan Pustaka
Pengeringan adalah proses pengambilan atau pengurangan kadar air produk pertanian sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat proses kimia, kegiatan mikroorganisme, dan enzim dalam produk, baik sebelum diolah maupun saat dipasarkan. Pengeringan merupakan kegiatan yang penting artinya dalam pengawetan bahan maupun industri pengolahan hasil pertanian. Dalam melakukan pengeringan, faktor udara dan iklim tempat pengolahan akan mempengaruhi waktu pengeringan, cara pengeringan serta hasil pengeringan yang akan didapat. Proses pengeringan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat misalnya pada benih, menggunakan panas alami maupun panas buatan. Kemampuan bahan untuk melepaskan air dari permukaannya akan semakin besar dengan meningkatnya suhu udara pengering yang digunakan. Pengeringan dengan menggunakan panas buatan ialah dengan alat pengering yang khusus dibuat untuk maksud tersebut. Dahulu digunakan tungku api untuk mengeringkan hasil pertanian, namun sekarang lebih mengarah ke sumber panas dari kompor. Pengeringan dengan menggunakan alat mekanisme (pengerigan buatan) yang menggunakan tambahan pana/memberikan keuntungan diantaranya kapasitas pengeringan dapat disesuaikan dengan yang diperlukan dan kondisi pengeringan dapat dikontrol (Basith, 1986).
Alat pengering dikatakan efisien jika secara efektif mampu mengeringkan bahan sampai pada tingkat kekeringan yang aman tanpa mengalami kerusakan. Akan tetapi, untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya pengeringan bahan padat atau butiran yang tidak mudah pecah dapat dilakukan dengan proses batch dimana waktu pengerjaannya cukup lama. Beberapa keuntungan yang didapat dari pengeringan mekanis untuk biji-bijian yaitu: a) pemanenan lebih awal sehingga susut di lapangan dapat ditekan, b) perencanaan waktu panen memungkinkan pemakaian tenaga kerja lebih efisien, c) masa simpan lebih lama, d) harga lebih tinggi beberapa bulan setelah panen, e) viabilitas benih lebih terjamin, f) hasil kering lebih seragam, g) limbah dapat dikonversi menjadi bahan yang berguna, dan h) nilai ekonomi lebih tinggi (Sunaryo, 1982).
Pengeringan adalah suatu metoda atau cara untuk mengeluarkan(menghilangkan) sebagian air dari suatu bagian pangan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Dikenal ada 2 teknik pengeringan yakni pengeringan mekanis dan pengeringan sederhana. Teknik pengeringan sederhana umumnya masih dilaksanakan oleh masyarakat petani yang tinggal di pedesaan yakni dengan menjemur langsung produk yang akan dikeringkan. Tentu saja proses pengeringan berbagai jenis komoditas pertanian tersebut sangat dipengaruhi oleh frekuensi curah hujan dan intensitas sinar matahari. (Anonim. 2001.lembar informasi pertanian. BPPT .Kalimantan timur.)
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mengeringkan bahan dengan sumber panas dari kompor.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Udara masuk bersama panas kompor tinggi karena ada dorongan sehingga panas merambat ke atas, kemudian uap air disedot ke atas oleh kipas penghisap. Pengaturan suhu dilakukan dengan termometer yang berada pada bagian samping dari tempat pengeringan produk.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.produk yang telah di timbang di masukkan kedalam bin pengering
2. Pemanas di aktifkan
3.Kipas pengering di aktifkan.
4.catat kadar awal air
5.catat kadar air selama pengeringan dengan selang waktu 15 menit,dengan pengukur kadar air dan ukur suhu pengering.
6.Bila kadar air yang di kehendaki atau di isyaratkan telah tercapai.hentikan proses pengeringan.
7.timbang bobot produkkiering.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Penepungan (milling)
Tinjauan Pustaka
Penepungan (milling) adalah cara pengolahan biji-bijian atau daging buah kering yang dihaluskan sehingga menjadi tepung atau bubuk. Misalnya tepung beras, tepung tapioka, tepung maizena, tepung terigu, sagu, dan beras ketan. Dengan adanya pemrosesan penepungan maka butiran-butiran tepung yang sangat halus, permukaan bidangnya menjadi sangat lebar. Pada dasarnya penepungan itu sendirijuga menyebabkan bahan menjadi bersifat higroskopis, yaitu bahan halus mudah sekali menjadi lembab karena sangat mudah menyerap uap air. Namun keuntungan dari penepungan yang paling tampak adalah aroma dan cita rasa bahan yang ditepungkan menjadi sanagt mencolok. Dari situlah pengaruh positif yang ditimbulkan oleh penepungan tersebut (Sugito, 1995).
Pembuatan tepung atau bubuk bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan bahan yang bersifat fisik maupun kualitatif (mutu). Berkurangnya kualitas adalah satu-satunya bentuk kerusakan yang harus dihindari, namun dalam kenyataannya dua bentuk kerusakan ini saling berkait dan sering mempengaruhi sehingga akan membentuk kerusakan tepung yang lebih serius. Seperti biji-bijian, tepung dan bubuk berada dalam keadaan telah kering sempurna, sesudah digiling dengan mesin penepung (milling). Tanda bentuk bahan telah kering yaitu antara butir tepung atau bubuk halus satu dengan yang lainnya tidak saling lengkap (menempel), tetapi saling lepas. Tepung yang masih basah biasanya butiran halusnya saling berlekatansehingga membentuk agregat (gumpalan) yang lebih besar dan mengelompok (Purwanto, 1995).
Pembuatan tepung di pabrik pada prinsipnya sama sama dengan membuat tepung di kampung, alatnya serba baik sehingga hasil tepungnya memuaskan (putih dan halus). Prose pencuciannya bersih sekali, penyaringan dan penjemurannya dilakukan secara baik. Sesudah kering masih digiling dan disaring lagi, sehingga hasil tepungnya betul-betul halus dan bersih. Berkurangnya kualitas adalah satu-satunya bentuk kerusakan yang harus dihindari, namun dalam kenyataannya terbentuk kerusakan tepung yang lebih serius. (anonim, 2002).
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Produk dipukul-pukul oleh gigi aktif dan gigi pasif sehingga menjadi tepung.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Menghidupkan motor listrik kemudian produk dimasukkan ke dalam inlet, lalu sedikit demi sedikit dimasukkan ruang penepung. Bahan dipukul oleh gigi aktif dan gigi pasif. Bahan yang sudah halus dikeluarkan melalui outlet, sewdangkan bahan yang tidak lolos saringan (screener) akan kembali dipukul-pukul dalam ruang penepung sampai menjadi halus.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Produk yang akan di tepung di timbang dandi catat bobotnya.
2.Bak penampung tepung disiapkan
3.Produk kering di masukkan dalam (hooper) penepung
4.Motor penggerak di hidupkan
5.Catat lama waktu penepungan
6.Timbang dan catat bobot produk yang telah menjadi tepung
7.Amati tingkat kelembutan tepung.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Goreng sangan (frying)
Tinjauan Pustaka
Goreng sangan merupakan cara pemasakan bahan makanan dengan radiasi panas, dimana dengan perlakuan-perlakuan tersebut terjadi perubahan keadaan bahan makanan, baik sifat fisik maupun kimiawinya, sehingga keadaan bahan pangan ada yang menjadi lunakdan enak dimakan. Dengan pemanasan maka sebagian besar mikroorganisme dan enzim mengalami kerusakan, sehingga bahan yang telah dimasak lebih tahan lama selama beberapa hari. Untuk penggorengan sangan, digunakan radiasi panas dimana terjadi secara pancaran dan berlangsung tanpa media. Pancaran sinar matahari merupakan jenis perpindahan panas secara radiasi. Namun bertolak dari itu, dalam goreng sangan ini sumber panas diperoleh dari kompor gas. Proses penggorengan sangan biasanya dilakukan pada bahan jenis biji-bijian seperti kacang tanah. Dalam hal ini alat penggorengan yang digunakan dapat berupa otoklaf tipe vertikal maupun tipe horisontal. Pada dasarnya penggorengan sangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yang terpenting adalah pemrosesan yang benar (anonim, 1970).
Alat-alat pematang yang umumnya digunakan antara lain ketel dan otoklaf. Adapun alat yang lebih baik yaitu pressure cooker. Prinsip kerja dari pressure cooker hampir sama dengan otoklaf. Kalau pressure cooker biasanya digunakan dalam rumah tangga, sedangkan otoklaf biasanya digunakan dalam industri atau laboratorium. Ada dua tipe otoklaf yaitu vertikal dan horisontal. Untuk beberapa jenis bahan makanan misalnya kacang polong dan kacang tanah, penggorengan yang dilakukan adalah sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahan dalam penampakan ataupun kehilangan rasa sedap. Untuk jagung misalnya pemanasan yang tinggi tidak berpengaruh begitu banyak terhadap sifat bahan. Akan tetapi pada kacang tanah dan jenis polong-polongan lainnya pemanasan dengan sumber panas yang tinggi dapat menyebabkan kegosongan (Soedijanto, 1971).
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mematangkan produk dengan memanfaatkan prinsip radiasi panas.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Produk masuk ke dalam silinder dalam, kemudian ditutup dan mesin dihidupkan. Panas diperoleh dari kompor, kemudian merambat ke silinder luar, dan dari silinder luar panas akan diradiasikan ke silinder dalam yang berisi produk. Silinder dalam dijaga agar tetap berputar agar pembagian panas merata ke seluruh produk. Sehingga produk akan matang dalam kondisi yang sama.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Timbang produk yang akan di proses
2.Tuangkan produk seberat 1 kg
3.Kompor gas di nyalakan dan api di atur sesuai yang di isyaratkan
4.Ukur dan catat kadar dan tingkat kematangan produk setiap 5 menit sekali sampai produk matang
5.Catat lama waktu penggorengan
6.Timbang dan catat bobot produk yang telah matang
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Sortasi (sortasing)
Tinjauan Pustaka
Sortasi merupakan pemisahan beras gabah dari sekam, gabah hampa, atau kotoran ringan lainnya yang didasarkan pada berat jenisnya. Penyusutan kuantitatif atua penyusutan volume terjadi karena gabah banyak terbuang pada saat panen, hilang pada waktu pengangkutan, tercecer pada saat perontokan atau penjemuran. Sedang penyusutan kualitatif dapat disebabkan karena adanya kerusakan kimiawi atau fisis, seperti gabah yang banyak berkecambah, gabah banyak yang retak, biji menguning, dan lain sebagainya. Kehilangan akan lebih banyak lagi untuk jenis padi yang rontok, seperti varietas padi yang unggul. Betapa besarnya kehilangan hasil tanaman padi, kehilangan-kehilangan seperti ini harus dicegah/diturunkan sampai seminimal mungkin (Affandi, 1980).
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mamisahkan produk berdasarkan perbedaan berat jenisnya (untuk bahan padat).
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Bahan masuk melalui inlet, blower menghembuskan udara dengan kecepatan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Blower akan menghasilkan udara berkecepatan tinggi, sehingga bahan yang berat jenisnya kecil akan terpisah dengan bahan yang berat jenisnya besar, maka bahan akan terpisah dengan kotoran. Produk yang telah terpisah akan keluar melalui outlet.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Alat atau mesi sortasi di siapkan.
2.Kipas penghembus di aktifkan
3.Produk di timbang
4.Debit udara yang masuk ke dalam alat mesin di atur sesuai persyaratan
5.produk yang akan di sortasikan di tuangkan kedalam alatsortasi dengan perlahan-lahan
6.Produk bersih dan kotoran produk di timbang
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Penggilingan daging
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Produk masuk ke dalam screw roller kemudian akan didorong hingga dipotong-potong oleh pisau disk.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Alat mesin penggilingan di bersihkan
2.ubi kayu di timbang dan di siapkan
3.Motor listrik di hidupkan
4.singkong di masukkan
5.Catat waktu awal pengilingan
6.Catat lama dan tinggi kelembutan daging (penera kwalitas pengiling)
7.produk di timbang.
8.Bila kwalitas belum memenuhi persyaratan pengilingan dapat di ulang
9.Produk giling di timbang
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Oven
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Produk dioven dengan pipa pemanas baik pipa pemanas atas maupun yang bawah.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Pemarutan
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Keterangan: a. Motor listrik
b. pully mesin
c. pully motor
d. belt
e. silinder aktif
f. silinder semi aktif : mendorong produk ke silinder aktif.
g. inlet
h. outlet
Prinsip Kerja
Produk diparut oleh silinder aktif.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Alat mesin pemarutdi bersihkan
2.Produk yang akan di parut di timbang dan di siapkan
3.Hidupkan motor listrik
4.Masukkan produk ke dalam mesin dan di pegang
5.Catat waktu awal dan waktu akhir operasi
6.Amati kwalitas pemarutan (data visual)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Press (extracting)
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Keterangan : a. Tuas pemutar : memutar batang pengepres
b. Plat pengepres : menekan produk
c. Silinder pengepres : sebagai tempat produk
d. Outlet : tempat keluarnya hasil ekstraksi
e. Pompa hidrolik : mengepres dari bawah
Prinsip Kerja
Produk ditekan oleh tuas pengepres sehingga didapatkan cairannya.
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Mengecilkan ukuran/ dimensi produk yang akan diekstraksi agar mudah untuk melakukan pengepresan. Lalu memasukkan produk yang telah kecil ukurannya ke dalam silinder pengepres. Melakukan ekstraksi bahan dengan jalan menggunakan tekanan dari atas (plat pengepres) dan juga tekanan dari bawah yang berasal dari tekanan pompa hidrolik. Menggunakan tuas sebagai dongkrak untuk memutar pompa hidrolik. Dan nantinya cairan akan keluar melalui outlet.
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
Menyiapkan alat dan bahan
Membungkus produk (dalam percobaan ini adalah parutan kelapa) dengan kain agar nanti saat pengepresan dilakukan produk tidak tercecer.
Memasukkan produk ke dalam silinder pengepres.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Penggorengan secara vakum (vacuum frying)
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Masukkan minyak penggoreng kedalam tabung penggorengan.
2.Nyalakan kompor gas (gas stove)
3.Amati suhu minyak penggoreng,tekanan penggoreng
4.Masukkan produk yang akan di goreng
5.Amati tingkat masak bahan yang di goreng.apabila produk telah masak,ambil dan tiriskan pada mesin peniris type centrifuges untuk di ambil minyak yang menempel produk
6.Catat lama penggorengan,suhu penggorengan,tekanan penggorengan dan kwawlitas penggorengan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Pengemasan (packaging)
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
1.Control semua transmisi yang berupa belt dll sudah terpasang dengan baik.
2.Pastikan rol pengemas,pemegang kaleng dan cetakan atas sudah terpasang dengan benar.
3.Hubungkan dengan sumber tenaga listrik dengan mesin
4.Siapkan kaleng dan bahan yang akan di kemas.
5.Turunkan pemegang kaleng dengan menginjak-injakan ke bawah
6.Letakkan kaleng berikut bahan yang di kemas pada cetakan
7.Hidupkan mesin dengan menekan tombol listrik
8.Letakkan penutupkaleng pada kaleng yang akan di jadikan pengemas
9.Rapatkan penutup kaleng dengan rol penutup
10.Amati hasil pengemasn kaleng apakah pengemasan sudah baik,lakukan pemutaran rol pengemas bila hasil pengemasan bila hasil pengemasan belum Baik.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Rotary Evaporator
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Mesin Pengaduk
Tinjauan Pustaka
Bagian-Bagian Utama Mesin, Fungsi, dan Gambar Alat
Prinsip Kerja
Mekanisme Kerja (bentuk paragraf)
Cara Kerja (menggunakan kalimat aktif me-)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Bab III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001.Lembar Informasi Pertanian. BPPT .Kalimantan timur
Komentar
mampir neeh...sekalian minta bahan nya sebagian tentang vakum frying bwt tugas neehhh...
boleh kan ?
Posting Komentar